Manusia Dan Tanggung Jawab
Pengertian Kewajiban, Hak, Wewenang dan Tanggung Jawab
§
Pengertian Hak
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi
milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.Contoh dari hak
adalah:
1.
Setiap warga negara berhak mendapatkan
perlindungan hukum;
2.
Setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak;
3.
Setiap warga negara memiliki kedudukan
yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan;
4.
Setiap warga negara bebas untuk memilih,
memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai;
5.
Setiap warga negara berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran, dll
§
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan
dengan tanggung jawab.Contoh dari kewajiban adalah:
1.
Setiap warga negara memiliki kewajiban
untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia
dari serangan musuh;
2.
Setiap warga negara wajib membayar pajak
dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(pemda);
3.
Setiap warga negara wajib mentaati serta
menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta
dijalankan dengan sebaik-baiknya;
4.
Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk
dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia;dan
5.
Setiap warga negara wajib turut serta
dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan
maju ke arah yang lebih baik.
§
Pengertian Wewenang
Wewenang adalah hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar mencapai tujuan tertentu.
Ada 2 pandangan mengenai sumber
wewenang, yaitu :
1. Formal, bahwa wewenang di anugerahkan karena seseorang diberi atau
dilimpahkan/diwarisi hal tersebut.
2. Penerimaan, bahwa wewenang seseorang muncul hanya bila hal itu diterima oleh
kelompok/individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
§
Pengertian Tanggung jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa
Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Kewajiban, Hak, Wewenang
dan Tanggung Jawab Dalam :
§
Keluarga :
Mengetahui hak dan kewajiban di dalam
keluarga merupakan bagian dari realisasi keimanan dan adab kita sebagai seorang
muslim. Perhatian yang besar ini merupakan aplikasi dari nilai-nilai Islam yang
telah kita serap dan kita pahami bersama. Dengan mengetahui tugas dan tanggung
jawab masing-masing di dalam rumah, pertikaian dan ketidakharmonisan akan
hilang dengan sendirinya.
I. Hak Orang Tua (Kewajiban Anak
terhadap Orang Tua)
1. Hak Orang Tua yang Masih Hidup
a. Mendapat perlakuan yang baik
Dalil hadits: “Berbuat baiklah kepada kedua orang tua lebih utama ketimbang
shalat, shadaqah, puasa, haji, umrah dan jihad di jalan Allah.” (HR. Abu Ya’la
dan Thabrani)
b. Mendapat perawatan yang baik dari anak-anaknya hingga maut
menjemputnya, terlebih lagi bila ia telah lanjut usia. “Anak tidak dapat
membalas kedua orang tuanya hingga ia mendapati sebagai budak lalu membelinya
dan memerdekakannya.” (HR. Muslim)
2. Hak Orang Tua yang telah wafat
Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah
masih adakah kewajiban untuk berbuat baik kepada orang tuanya yang telah
wafat?” Rasulullah SAW bersabda: “Ya, mendo’akannya, memintakan ampun untuknya,
menunaikan janjinya, menghormati temannya, menyambungkan kerabat yang tidak
dapat disambung oleh orang tua.” (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
II. Hak Anak (Kewajiban Orang Tua
terhadap Anak)
1. Mendapat nama yang baik dan
mengaqiqahkannya. Untuk perempuan satu ekor kambing dan untuk laki-laki dua
ekor kambing.
Dalil hadits: “Setiap bayi tergadaikan oleh aqiqahnya, disembelihkan kambing
untuknya pada hari ke tujuh dan dicukur rambutnya.” (HR. Muslim)
2. Bersikap lemah lembut dan sayang
pada anak, tidak berbeda apakah itu anak perempuan ataupun anak laki-laki.
Dalil hadits: Aqra bin Habis melihat melihat Rasulullah SAW mencium cucunya
Hasan, lalu Aqra berkata: “Sesungguhnya aku punya sepuluh anak, tetapi aku
belum pernah mencium seorang pun diantara mereka” Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya
orang yang tidak menyayangi tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari)
3. Mendapat pendidikan dan
pengajaran yang baik.
4. Mendapat makanan dan pakaian
yang layak.
5. Dipisahkan ruang tidur anak
laki-laki dengan anak perempuan bila sudah beranjak besar (Aqil Baligh).
Bagi sesama anak yang lebih tua menyayangi yang lebih muda dan yang lebih muda
menghormati yang lebih tua. Saling menolong diantara mereka. Menjaga aib
saudaranya dan juga menasihatinya bila melakukan kekhilafan.
III. Hak Kerabat dan Sanak Keluarga
1. Dikunjungi/silaturahim
Dalil hadits: “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya
maka hendaklah dia takut kepada Allah dan bersilaturahim kepada
kerabat.” (HR. Ahmad dan Al Hakim)
2. Selamat dari tangan dan lisannya. Maksudnya adalah tidak digunjingkan
dan dianiaya.
3. Bersedekah/memberi hadiah
“Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memutuskan kekerabatan.”
(HR. Ahmad, Thabrani dan Baihaqi)
§
Masyarakat
Dalam penataan ruang, setiap orang
berhak untuk:
§
mengetahui rencana tata ruang;
§
menikmati pertambahan nilai ruang
sebagai akibat penataan ruang;
§
memperoleh penggantian yang layak atas
kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai
dengan rencana tata ruang;
§
mengajukan keberatan kepada pejabat
berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang di wilayahnya;
§
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan
penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada
pejabat berwenang; dan
§
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada
pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang
wajib:
§
menaati rencana tata ruang yang telah
ditetapkan;
§
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
§
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
§
memberikan akses terhadap kawasan yang
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik
umum.
§
Negara
Hak dan kewajiban warga
negara Indonesia tercantum dalam Pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945.
Bebarapa hak warga negara Indonesia antara lain sebagai
berikut :
a. Hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak.
b. Hak membela negara
c. Hak berpendapat
d. Hak kemerdekaan memeluk agama
e. Hak mendapatkan pengajaran
f. Hak utuk mengembangkan dan
memajukan kebudayaan nasionalIndonesia
g. Hak ekonomi untuk
mendapat kan kesejahteraan sosial
h. Hak mendapatkan jaminan keadilan
sosial
Sedangkan kewajiban warga negara
Indonesia terhadap negara Indonesiaadalah :
a. Kewajiban mentaati hukum dan
pemerintahan
b. Kewajiban membela negara
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan
negara
Selain itu ditentuakan pula hak dan
kewajiban negara terhadap warganegara. Hak dan kewajiban negara terhadap warga
negara pada dasarnya merupakan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara.
Beberapa ketentuan tersebut, anatara lain sebagai berikut :
a. Hak negara untuk ditaati hukum
dan pemerintah
b. Hak negara untuk dibela
c. Hak negara untuk menguasai bumi,
air , dan kekayaan untuk kepentingan rakyat
d. Kewajiban negara untuk menajamin
sistem hukum yang adil
e. Kewajiban negara untuk menjamin
hak asasi warga negara
f. Kewajiban negara mengembangkan
sistem pendidikan nasional untuk rakyat
g. Kewajiban negara meberi jaminan
sosial
h. Kewajiban negara memberi
kebebasan beribadah
Secara garis besar, hak dan kewajiban
warga negara yang telah tertuang dalam UUD 1945 mencakup berbagai bidang .
Bidang –bidang ini antara lain, Bidang politik dan pemerintahan, sosial,
keagamaan, pendidikan, ekonomi, dan pertahanan.
Cerpen
yang berhubungan dengan Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung Jawab Ade,
oleh Gusti Noor
Sebenarnya Ade tahu dan mengerti, setiap
hari Kak Nina selalu membantu Ibu menyiapkan makanan untuk dijual. Mengantarkan
ke warung-warung dengan mengendarai sepeda sebelum pergi ke sekolah. Ade
juga tahu, Kak Nina sering terlambat tiba di sekolah karenanya. Tetapi anehnya
Kak Nina tidak pernah tertinggal pelajarannya. Kak Nina di rumah selalu
mengulang pelajaran yang diberikan di sekolah. Dan rasa-rasanya, Kak Nina
adalah orang yang paling baik di rumah ini. Dan Ade tidak pernah merasa iri
bila Kak Nina dibelikan sesuatu sedang dia sendiri tidak.
Tetapi sekarang ini, pagi hari ini, Ade bersungut-sungut. Kak Nina sakit,
berarti tidak berangkat ke sekolah dan tidak ada yang mengantar dagangan ke
warung-warung. Ibu sudah lama tidak bisa pergi ke mana-mana karena mudah sakit
kepala. Satu-satunya
yang bisa diharapkan adalah Ade.
“Apa Ade tidak ingin membantu ibu? Sekali ini saja, selagi Kakakmu sakit, De…,”
Ibu berkata dengan penuh harap.
“Ade hari ini ada ulangan, Bu. Harus berangkat lebih awal… Semalam tidak sempat
banyak belajar…,” jawab Ade sambil menyiapkan buku-bukunya. Wajahnya tampak
cemberut. Ibu menarik nafas panjang mendengar alasan yang diberikan Ade. Kalau
sudah demikian, mau apa lagi?
“Biarlah saya sendiri saja, Bu. Rasanya kepala saya sudah tidak pening lagi,”
seru Kak Nina dari dalam kamar. Mendengar suara Kak Nina, Ibu lalu meninggalkan
Ade yang masih berwajah cemberut.
“Betul kau sudah sehat, Nina? Ibu khawatir nanti malam tambah sakitmu,” kata
Ibu. Kak Nina bangkit perlahan dari tempat tidurnya lalu pergi ke kamar mandi.
Ibu hanya mengawasi dari belakang sambil menggendong adiknya yang masih bayi.
“Kenapa tidak kau bilang dari tadi kalau badanmu tidak sehat, Nin? Kalau saja
kau bilang selagi Bapak belum berangkat, pasti Bapakmu yang mengantarkan
kue-kue dagangan kita ini…,” bisik Ibu.
“Baru terasa setelah saya mandi tadi Bu… Mulanya tak terasa apa-apa. Mungkin
juga sebentar saja sembuh, Bu,” jawab Nina sambil terus berpakaian.
Ade
berangkat tergesa-gesa. Ada ulangan, begitu alasan yang disampaikannya untuk
menolak tugas yang biasa dilakukan Kak Nina. Padahal ia tidak langsung
menuju ke sekolah, karena di sekolah pada waktu sepagi itu masih sepi. Bahkan
mungkin gerbangnya belum dibuka. Dan sebenarnya pula tidak ada ulangan. Ade
sengaja menolak tugas itu karena malu. Ia tidak mau teman-temannya melihatnya
naik sepeda sambil membawa keranjang kue-kue. Ia tidak mau dikata-katai
teman-teman seperti yang dialami Alip yang mengantarkan koran tiap pagi itu.
Hari masih pagi benar. Ade tidak tahu akan kemana tujuannya pada pagi itu.
Apakah akan mampir ke rumah Tina? Atau Ninuk? Ah lebih baik ke rumah Yova saja.
Biasanya anak itu sudah siap pada pagi sekali. Aku bisa meluangkan waktu
menunggu siang di rumahnya, pikir Ade.
Tiba di rumah Yova, Ade ternyata harus menunggu lama sekali. Yova masih
berjalan-jalan bersama adiknya yang masih kecil. Mama Yova sedang menata meja
makan untuk sarapan Papanya. Kakak Yova sedang mengepel lantai. Papa Yova
sedang mencuci mobil. Bik Icih sedang membantu mempersiapkan makanan di dapur.
Dan Ade merasa jengah menunggu di teras.
“Tunggu sebentar, De. Yova Cuma mengajak jalan-jalan Vina menghirup embun pagi.
Tak lama lagi dia pasti kembali. Dia juga sudah siap akan berangkat…,” kata
Papa Yova mencoba menentramkan kegundahan Ade yang sedang menunggu itu.
Tetapi yang dikatakan oleh Papa Yova itu ternyata lama sekali bagi Ade. Jam
dinding di rumah Yova menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit. Jarumnya
bergerak perlahan. Ade semakin merasa tidak enak duduk di kursi teras. Tak lama
kemudian Bik Icih mengantar secangkir teh manis dengan ubi goreng.
“Silakan diminum, Neng Ade,” Bik Icih menawarkan.
“Saya mau berangkat dulu, Bik,” jawabnya kepada Bik Icih. Lalu kepada Papa Yova
dia pamitan sambil bergegas pergi, “Terima kasih… Om, saya mau berangkat saja
dulu. Mau mampir ke rumah Ninuk, Om…” la tiba-tiba gugup. Papa Yova keheranan,
demikian pula Bik Icih. Mereka heran melihat Ade tiba-tiba pergi dan melangkah
lebar-lebar meninggalkan rumah itu.
Semua orang sibuk, semuanya bekerja. Semuanya, tanpa kecuali. Kak Nina juga.
Padahal Kak Nina sedang sakit. Karena tanggung jawabnya sebagai anak tertua dan
juga karena rasa sayangnya kepada keluarga, Kak Nina berpayah-payah pergi
mengantar kue. Padahal Kak Nina sakit. Bagaimana kalau sakitnya bertambah
parah? Bagaimana kalau Kak Nina jatuh dari sepeda karena kepalanya pening?
Bagaimana kalau sampai… ah. Ade
seperti ingin menangis selama perjalanan
menujuh ke sekolah. Hatinya begitu gundah. Ia tak jadi ke rumah Ninuk. Sekolah
masih sepi, baru beberapa anak saja yang datang.
Selama pelajaran berlangsung Ade tidak bisa memusatkan perhatiannya pada
pelajaran. Beberapa kali ditegur Pak Adi karena melamun. Ia ingin segera
pulang. Ingin segera menjenguk Kak Nina. Mungkin Kak Nina tambah parah
sakitnya, mungkin Kak Nina jatuh dari sepeda karena kepalanya pening lalu ada
kendaraan yang menabraknya Hap.. .
“Kau sakit, Ade?” tiba-tiba terdengar teguran Pak Adi. Ade gelagapan. Rupanya
tadi la melamun selama Pak Adi menerangkan. Pak Adi lalu menghampirinya. Meraba
keningnya. Ade jadi terharu.
“Kepalamu hangat. Pulang saja, ya. Nanti bertambah parah…” kata Pak Adi. Ade
menurut. Ia bergegas meninggalkan sekolah. Ade berjalan dengan setengah
berlari. Agar secepat mungkin bisa tiba dirumah melihat Kak Nina.
Dengan tergopoh-gopoh ia memasuki rumah. Ibu sampai keheranan melihat sikapnya.
Langsung menuju ke kamar Kak Nina. Dan Kak Nina terbaring di pembaringannya.
Ade
seperti ingin menubruk kakaknya yang sedang terbaring itu. Kak Nina jadi
terheran-heran dibuatnya.
“Ada apa, De? Kenapa kau tiba-tiba begini?” tanya Kak Nina.
“Maafkan aku, kak. Sebenarnya aku tidak ada ulangan… Aku cuma malu mengantarkan
kue-kue itu ” Ade langsung saja menangis. Suaranya jadi tidak jelas terdengar.
“Sudahlah, jangan menangis. Yang penting kau sudah menyadari kesalahanmu dan
tak akan mengulanginya lagi. Untuk kali ini tak apa-apa. Kakak memaafkanmu,
De,” Lembut suara Kak Nina. Menyejukkan hati Ade. Mengobati rasa sesalnya agar
tidak berkepanjangan.
Dan
keesokan harinya, Kak Nina masih sakit. Ade benar-benar melaksanakan apa yang
dijanjikanya kepada kakaknya. Tanpa ragu lagi Ade menjinjing keranjang kue-kue.
Dengan sepeda jengki ia berkeliling mengantar kue-kue itu ke warung-warung. Tak
ada yang mengejek, tak ada yang menggoda, tak ada rasa malu. Yang ada adalah
rasa tanggung jawab yang besar. ***
§
Lagu yang berkaitan dengan Manusia dan
Harapan
Astrid – Terpukau
Aku memang belum beruntung
Untuk menjatuhkan hatimu
Aku masih belum beruntung
Namun tinggi harapanku
Tuk hidup berdua denganmu
Aku sempurna denganmu
Ku ingin habiskan sisa umurku
Tuhan jadikanlah dia jodohku
Hanya dia yang membuat aku terpukau
Aku sungguh sangat bermimpi
Untuk mendampingi hatimu
Ku masih terus bermimpi
Sangat besar harapanku
Tuk hidup berdua denganmu
Aku sempurna denganmu
Ku ingin habiskan sisa umurku
Tuhan jadikanlah dia jodohku
Hanya dia yang membuat aku terpukau
Denganmu aku sempurna
Denganmu ku ingin habiskan sisa umurku
Tuhan jadikanlah dia jodohku
Hanya dia yang membuat aku terpukau
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar